PENELITI: JEMUR MOBIL DI TERIK SINAR MATAHARI BISA BASMI CORONA

JAKARTA – Biasanya orang akan menutup mobilnya dengan sarung khusus kendaraan saat di parkir khawatir terkena sinar matahari. Paparan sinar matahari dikhawatirkan dapat merusak cat mobil atau menjadi kusam serta pudar.

Namun, kali ini mungkin Anda harus mencoba menjemur mobil di bawah sinar matahari. Hal ini berkaitan dengan virus corona yang sedang melanda dunia.
Peneliti University of Georgia, Amerika Serikat menyarankan untuk menjemur mobil di bawah sinar matahari. Karena, menurut peneiti, cara tersebut dapat membunuh virus corona.
Hasil penelitian menyebutkan paparan panas yang tinggi dapat lebih mudah membunuh virus dibandingkan menyemprotkan cairan disinfektan ke dalam kabin mobil. Hal tersebut disampaikan Travis Glenn, profesor ilmu kesehatan lingkungan di Universitas Georgia.
“Meskipun virus dapat bertahan pada bahan kertas dan karton selama satu hari dan baja tahan karat selama tiga hari. Namun menaikkan panas hingga 130 derajat Fahrenheit di dalam mobil dapat membunuh 99,99 persen virus dalam waktu 20 menit. Sedangkan pada suhu 150 derajat Fahrenheit mampu membunuh virus dalam lima menit,” ujar Travis Glenn yang dikutip Forbes, Kamis (21/5/2020).
Di sinilah mobil Anda dan sesuatu yang disebut dinamika pemanasan kendaraan ikut berperan. Jan Null, ahli meteorologi dari Golden Gate Weather Services menguatkan pendapat Travis Glenn. Null menyarankan bahwa mobil mungkin agen yang berguna untuk membunuh virus.
Null menjelaskan, suasana dan jendela mobil relatif transparan terhadap gelombang pendek matahari dan sedikit menghangatkan. Mobil yang ditinggalkan di bawah sinar matahari itu sangat panas. Bahan seperti dasbor, tempat duduk dan benda-benda lainnya memanas secara signifikan dan kemudian memanaskan udara melalui proses konveksi dan konduksi.
“Benda-benda itu juga memancarkan energi inframerah. Namun, efek ‘rumah kaca’ dalam mobil ini dapat berguna dalam membunuh virus corona,” tutur Null.
Namun, Null dan Travis sepakat perlu lebih banyak pengujian mengenai hal tersebut. “Lebih banyak pengujian perlu dilakukan, tetapi kami tahu bahwa semakin hangat mobil, semakin sedikit waktu yang dimiliki virus untuk bertahan,” jelasnya.(*/Di)