5 KEBIASAAN MEMBUAT KEKEBALAN TUBUH MENURUN
JAKARTA – Salah satu jalan untuk mencegah infeksi virus corona (Covid-19) adalah meningkatkan kekebalan tubuh. Cara ini dikampanyekan para ahli dan otoritas kesehatan sejak kasus mulai merebak, bersamaan dengan imbauan cuci tangan menggunakan sabun.
Sebagian orang lantas berinisiatif menjaga daya tahan tubuh. Kemudian berlomba mencari sampai meracik makanan-minuman yang mampu meningkatkan kekebalan.
Namun, masih ada saja kebiasaan-kebiasaan yang tanpa disadari justru membuat kekebalan tubuh menurun.
1. Mager
Dokter Andi Kurniawan, spesialis kedokteran olahraga, menuturkan work from home atau kerja dari rumah identik dengan sedentary lifestyle, kurang gerak. Malas gerak (mager) berisiko meningkatkan berat badan dan bisa menurunkan kekebalan tubuh.
“Kita kurang gerak malah menurunkan imun kita sehingga meningkatkan risiko infeksi,” kata Andi dalam webinar bersama Kemenkes beberapa waktu lalu.
Dia pun menganjurkan untuk melakukan olahraga dengan intensitas sedang. Dengan berolahraga, hormon stres akan terlepas sehingga menurunkan inflamasi, microbial killing, juga meningkatkan sitokin atau sel imunitas tubuh.
2. Konsumsi gula berlebih
Kekebalan tubuh berhubungan dengan mikroflora usus. Ahli gizi, Rita Ramayulis menjelaskan keseimbangan bakteri baik maupun bakteri jahat di usus berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit.
Akan tetapi salah satu kebiasaan yang bisa menurunkan mikroflora usus ialah konsumsi gula berlebih.
“Kita enggak bisa tutup mata dengan kuliner kekinian. Kita hitung-hitungan gulanya, ternyata luar biasa. Gula ini disukai bakteri jahat dan bisa menekan jumlah bakteri baik, kemampuan sel darah putih jadi lemah,” kata Rita dalam kesempatan serupa.
Dia menambahkan anjuran konsumsi gula di bawah 5 persen dari energi total atau jika dihitung sekitar 26 gram. Saatnya orang cermat melihat label kemasan.
3. Serba goreng
Merasa sudah memenuhi kebutuhan zat gizi? Cek dulu cara atau proses memasaknya. Salah satu cara memasak yang mudah dan digemari adalah menggoreng. Namun cara ini malah bisa menurunkan kadar nilai zat gizi suatu bahan makanan.
Rita mencontohkan, pemenuhan kebutuhan protein dengan konsumsi ayam.
“Ayam punya nilai protein 7 gram. Diolah dengan digoreng, ditambah tepung, masaknya otomatis jadi lebih lama. Digoreng dengan minyak panas di titik didih tertinggi dalam waktu lama, protein rusak,” jelas dia lagi.
Agar tidak menurunkan nilai gizi, sebaiknya kurangi cara menggoreng. Anda bisa merebus atau memanggang (tapi tidak di atas suhu 200 derajat Celcius).
4. Terus berada dalam ruangan
Imbauan untuk tetap berada di rumah (stay at home) bukan berarti benar-benar tidak keluar rumah. Sebaiknya Anda sesekali keluar rumah untuk memperoleh paparan sinar matahari.
Rita menjelaskan sinar matahari mendukung produksi vitamin D yang berguna untuk kekebalan tubuh. Sinar matahari di pukul 10.00-14.00 baik untuk kekebalan tubuh dan cukup dilakukan 10-15 menit.
5. Begadang
Ada kecenderungan jam kerja memangkas jam tidur saat kerja dari rumah. Akibatnya, jam tidur berkurang dan orang merasa perlu untuk ‘merapel’ jam tidur keesokan harinya. Padahal ini sama sekali tidak benar.
Sistem jam tidur, kata Rita, berlaku per hari. Orang perlu tidur setidaknya 7 jam per hari. Tubuh perlu regenerasi setelah beraktivitas seharian.
“Hormon pertumbuhan mulai diproduksi saat malam, produksi tertinggi di pukul 23.00-02.00 malam. Kalau terbangun di jam-jam itu, bisa melumpuhkan imunitas,”ungkapnya.(*/El)