BILAL BIN RABAH YANG KUKUH DENGAN KEIMANANNYA WALAU DISIKSA
Pada zaman Rasulullah SAW dahulu, kaum jahiliyah menyiksa seorang budak di tengah terik matahari, namun ia tetap bertahan dengan keislamannya dan berkata “ahad, ahad”. Budak tersebut adalah Bilal bin Rabah RA.
Bilal bin Rabah RA adalah seorang mantan budak yang masuk Islam dan kemudian menjadi muazin terkenal di kalangan umat Islam kala itu. Diriwayatkan, ia memiliki tubuh yang tinggi dan kurus, kulitnya berwarna hitam dan berambut tebal.
Disebutkan dalam buku Biografi 60 Sahabat Nabi karya Khalid Muhammad Khalid, Bilal bin Rabah RA adalah seorang muazin yang mengguncang berhala sesembahan orang kafir Quraisy. Dia juga dinobatkan sebagai keajaiban iman dan kebenaran, salah satu mukjizat Islam yang besar.
Kisah Bilal bin Rabah RA Singkat
Bilal bin Rabah RA adalah seorang budak Bani Jumah di Kota Makkah yang berasal dari Habasyah. Ia menjadi budak karena memang dilahirkan dari seorang budak juga sehingga membuatnya otomatis menyandang status budak.
Hari-hari berlalu, berita mengenai Nabi Muhammad SAW akhirnya sampai pada telinganya. Ia mendengar berita ini dari pembicaraan orang-orang Makkah dan majikannya, Umayah bin Khalaf, yang merupakan pemuka bani Jumah.
Bilal bin Rabah RA sering mendengar majikannya membicarakan Nabi Muhammad SAW dengan penuh kebencian, kata-kata buruk, amarah, tuduhan, dan kebencian.
Namun, tidak bagi Bilal bin Rabah RA. Ia malah menganggap apa yang digambarkan oleh majikannya itu sebagai perkara baru bila dipandang dari sudut lingkungan di mana ia tinggal. Bahkan, tak sadar ucapan majikannya itu berisi tentang pengakuan mereka mengenai kemuliaan dan kejujuran beliau.
Hingga suatu hari, Bilal bin Rabah RA menyadari bahwa hatinya sudah ditumbuhi oleh cahaya ilahi dan keinginan untuk menyambut sebuah pilihan utama. Dirinya ingin memeluk agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Kemudian Bilal bin Rabah RA datang menemui Rasulullah SAW dan menyatakan keislamannya. Tidak lama setelah itu, berita rahasia keislamannya pun tercium dan beredar di kepala tuan-tuannya dari bani Jumah yang sangat membenci Islam.
Siksaan berat pun tidak dapat dihindari Bilal bin Rabah RA. Pada tengah hari yang amat panas, ketika padang pasir berganti rupa menjadi layaknya neraka jahanam, kaum jahiliyah membawa Bilal bin Rabah RA keluar.
Orang jahiliyah itu dengan kejamnya melemparkan Bilal bin Rabah RA yang tanpa busana ke pasir panas. Kemudian beberapa laki-laki mengangkat batu besar yang juga panas laksana bara dan menimpakannya kepada Bilal bin Rabah RA.
Siksaan yang sangat kejam dan biadab ini mereka ulangi setiap hari hingga para algojo-algojo sempat merasa tidak tega. Mereka berjanji akan melepaskan Bilal bin Rabah RA apabila ia mau menyebut nama tuhan-tuhan mereka.
Bilal bin Rabah RA sangat mencintai Allah SWT, rasul-Nya, dan agama-Nya. Tentu saja hatinya tidak akan sampai untuk menyebut nama tuhan selain Allah SWT.
Sebagai gantinya, Bilal bin Rabah RA terus mengulang-ulang sebuah kata yang membuat orang jahiliyah itu semakin marah dan emosi, yaitu “Ahad… Ahad…!”
Para algojo itu pun memaksanya, “Katakanlah seperti yang kami katakan!”
Tetapi dengan ejekan pahit dan penghinaan yang menjengkelkan, Bilal bin Rabah RA menjawab, “Lidahku tidak dapat mengucapkannya.”
Ketika petang tiba, orang-orang jahiliyah mengalungi leher Bilal bin Rabah RA dengan tali dan menyuruh anak-anak mereka mengarak keliling perbukitan dan jalan-jalan di Makkah, sedangkan kedua bibir Bilal RA terus melantunkan “Ahad…! Ahad…!”
Bila malam tiba, orang-orang itu akan menawari Bilal bin Rabah RA seraya berkata, “Besok, ucapkanlah kata-kata yang baik terhadap tuhan-tuhan kami, sebutlah: tuhanku Lata dan Uzza. Setelah itu kami lepaskan dan biarkan kamu sesuka hatimu! Kami telah letih menyiksamu, seolah-olah kami sendirilah yang disiksa!”
Namun, tentu saja Bilal bin Rabah RA tidak akan menuruti apa yang diperintah oleh orang-orang jahiliyah itu. Mulutnya terus saja mengatakan “Ahad..! Ahad…!” dan tentu saja siksaan itu terus berlanjut.
Suatu hari ketika Bilal bin Rabah RA dibawa ke padang pasir lagi untuk disiksa, tiba-tiba Abu Bakar RA datang dan berkata, “Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki karena mengatakan ‘Rabbku adalah Allah?'” Kemudian ia berkata kepada Umayah bin Khalaf,
“Ambillah tebusan yang lebih besar daripada harganya dariku, lalu bebaskan ia.”
Umayyah bin Khalaf pun melepaskan Bilal bin Rabah RA dengan senang hati. Akhirnya, Bilal bin Rabah RA merdeka dari semua siksaan dan perlakuan keji dari mantan majikannya itu.
Oleh karena itu, cerita tentang kaum jahiliyah menyiksa seorang budak di tengah terik matahari, namun ia tetap bertahan dengan keislamannya dan berkata “ahad,ahad”, ia adalah Bilal bin Rabah RA.
Setelah dimerdekakan oleh Abu Bakar RA, mereka mendatangi Rasulullah SAW dan menyampaikan kabar baik tersebut. Hari itu pun bagaikan hari raya besar.(*/Bi)