CARA TEPAT HIDUP BAHAGIA DEMI KESEHATAN JIWA
JAKARTA – Berbeda dengan sesuatu yang kita kunyah dan telan, ‘makanan’ untuk menyehatkan pikiran dan jiwa tidak berbentuk bahan-bahan makanan yang diolah di dalam metabolisme tubuh. Anda dapat menyimak asupan bagi pikiran demi menunjang kesehatan jiwa di bawah ini.
1. Lakukanlah sesuatu dengan perasaan tenang.
Cobalah untuk menikmati tiap momen yang Anda alami dengan ketulusan dan perasaan senang. Momen ini tidak harus besar atau istimewa. Hal-hal sederhana seperti ketika Anda mencoba resep masakan baru dan berhasil disukai seluruh anggota keluarga, anak yang bersikap manis karena meletakkan sepatu di raknya, pasangan yang saling memberikan perhatian, adalah momen-momen yang patut dirayakan dengan perasaan senang.
2. Mensyukuri apa yang kita miliki.
Bersyukur berarti Anda menyadari bahwa segala sesuatu yang Anda dapatkan adalah anugerah dari Tuhan yang belum tentu didapatkan oleh orang lain juga. Dengan bersyukur, Anda menjadi merasa istimewa sekaligus menyadari bahwa masih banyak orang lain yang tidak seberuntung Anda. Merasa bersyukur juga akan memelihara pikiran Anda untuk tetap positif.
Cobalah perhatikan hal-hal sederhana yang Anda miliki. Bisa menghirup udara segar dengan bebas, berjalan kaki dengan nyaman tiap hari, dan terbangun dari tidur dalam keadaan sehat adalah hal-hal kecil yang sebenarnya luar biasa. Satu hal lagi, sadarilah bahwa di tempat lain ada orang-orang yang mendambakan sesuatu yang Anda miliki saat ini, tetapi tidak bisa menikmati bahkan satu pun dari itu semua.
3. Tertawa lepas tanpa harus ada yang lucu.
Aktivitas tertawa bukan hanya dapat meredakan ketegangan, tetapi juga bermanfaat dalam melemaskan otot-otot wajah, memperlancar aliran darah, serta memperbaiki kualitas tidur. Meski terdengar tidak masuk akal, tertawa secara rutin dapat memberikan tubuh kemampuan untuk memulihkan diri sendiri. Cobalah menyempatkan diri untuk tertawa lepas, tidak perlu menunggu momen-momen tertentu, demi menjaga kesehatan jiwa Anda.
4. Memberikan apresiasi kepada hal-hal yang kecil.
Pernahkah Anda menyadari bahwa angin yang bertiup membuat kulit Anda merasa segar dan nyaman? Mulai detik ini juga, cobalah untuk memberikan apresiasi kepada apapun yang Anda temukan atau rasakan. Sinar matahari yang berjasa membuat jemuran Anda kering, rasa pedas pada makanan yang membuat Anda merasa lebih berselera makan, aroma harum lantai yang baru saja dibersihkan, dan lain-lain. Memberikan apresiasi kepada apapun akan membuat semua hal menjadi lebih bernilai. Dengan sendirinya, hidup Anda pun menjadi lebih bermakna.
5. Mencintai diri sendiri dan orang lain.
Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk ingin dicintai dan mencintai. Sebelum mencintai orang lain, cintailah diri sendiri dahulu. Ada banyak cara dalam menerapkan perasaan cinta kepada diri sendiri, misalnya memenuhi kebutuhan pribadi, menjalani hobi, berkumpul bersama teman-teman, mentraktir diri sendiri dengan menyantap makanan kesukaan.
Setelah sukses mencintai diri sendiri, maka Anda dapat menyampaikan perasaan cinta kepada orang lain. Sampaikan kecintaan Anda kepada anak, pasangan, teman, atau orang-orang terdekat lainnya. Perasaan mencintai diri sendiri dan orang lain akan membuat kesehatan jiwa makin baik.
Psikolog klinis Elizabeth Santosa mengungkapkan bahwa kata-kata galau tak bisa dijadikan budaya untuk ungkapan yang
6. Sesibuk apapun Anda, pekerjaan bukanlah segalanya.
Bagi sebagian orang, mungkin termasuk Anda, kesuksesan dalam bekerja adalah cara terbaik dan utama untuk mencapai kepuasan diri. Anda pun berusaha sekuat tenaga untuk mencapai titik tertentu sampai mendapatkan posisi atau prestasi yang Anda incar.
Tidak ada salahnya untuk mengejar karier, tetapi Anda pun perlu mengingat untuk tetap memerhatikan kesehatan jiwa.
Jangan sampai Anda hanya terfokus kepada karier karena takutnya jika target Anda terlalu tinggi dan tidak berhasil mencapainya, maka sudah pasti akan timbul stres. Ujung-ujungnya hanya akan merugikan diri sendiri dan mungkin keluarga dan teman pun akan terkena imbasnya. Meski begitu bukan berarti pekerjaan adalah sesuatu yang bisa disepelekan juga. Tetaplah fokus bekerja, namun kali ini usahakan untuk diimbangi pula dengan strategi.
7. Membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.
Jika selama ini Anda nyaris bekerja selama lebih dari delapan jam per hari, mulailah untuk membagi waktu. Jalanilah pekerjaan di tempat dan waktu bekerja yang ditentukan. Di luar itu, hindari melakukan berbagai macam terkait pekerjaan ketika Anda sedang berkumpul bersama keluarga.
Selanjutnya, fokuslah untuk berinteraksi dan memberi perhatian penuh kepada keluarga saat di rumah. Kalau perlu, matikan ponsel atau batasi panggilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Sering kali kesehatan jiwa dapat dipertahankan ketika Anda berhasil mengatur waktu antara urusan pekerjaan dan urusan pribadi.
8. Hentikan kebiasaan menyia-nyiakan waktu.
Bergosip dengan teman sekantor, berlama-lama berdandan di toilet, terlalu lama membaca media sosial atau melakukan hal tidak penting lainnya sama saja dengan membuang waktu Anda yang sangat berharga. Jika sering melakukan hal ini, Anda akan cenderung merasa kekurangan waktu dan pada akhirnya mungkin saja mengalami stres karena banyak pekerjaan yang belum terselesaikan. Lagi-lagi kesehatan jiwa menjadi taruhannya. Agar waktu Anda tidak terbuang sia-sia, hindari melakukan kegiatan-kegiatan kurang penting yang hanya membuang-buang waktu.
9. Delegasikan pekerjaan Anda.
Anda merasa aktivitas di rumah tidak habis-habis? Mungkin karena Anda mengerjakan nyaris semua itu sendirian. Cobalah pertimbangkan untuk mendelegasikan sebagian pekerjaan kepada orang lain. Misalnya, memesan berbagai keperluan secara online sehingga Anda tidak perlu keluar rumah, menggunakan jasa laundry untuk mencuci dan menyeterika pakaian, atau menyewa jasa asisten rumah tangga untuk merapikan tanaman di halaman dan membersihkan rumah. Mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain akan membuat pikiran Anda terasa lebih tenang.
Memelihara kesehatan jiwa sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Satu hal yang bisa Anda renungkan, penyembuhan pada gangguan fisik jauh lebih cepat daripada gangguan jiwa. Karenanya, jagalah agar kesehatan jiwa Anda tetap stabil.(*/Tul)