GEDUNGNYA KLASIK PISAN, MUSEUM TANAH TEMPATI GEDUNG USIA 114 TAHUN
BOGOR – Museum Tanah Bogor berada di Jalan Ir. Djuanda 98 Kota Bogor. Museum ini dibuka sejak dua tahun lalu dan menempati gedung berusia 114 tahun.
Museum Tanah bisa menjadi alternatif tujuan wisata edukasi untuk mengenal berbagai jenis tanah, termasuk keistimewaan banyak ordo tanah, yang ada di Tanah Air.
Indonesia memiliki 10 dari 12 ordo (klasifikasi) tanah yang ada di dunia. “Di sini terdapat contoh-contoh tanah dari berbagai daerah di Indonesia, peta sumber daya lahan, beragam organisme yang hidup di tanah, diorama ekosistem tanah, dan sejumlah peralatan untuk meneliti tanah,” kata petugas museum, Arus Budi.
Museum yang dikelola oleh Kementerian Pertanian ini juga memamerkan berbagai jenis batuan dan kayu fosil yang ditemukan di sejumlah daerah. Selain ruang pamer koleksi, Museum Tanah juga dilengkapi dengan ruang audio visual agar pengunjung bisa informasi lebih banyak seputar tanah-tanah di Indonesia dan dunia.
Museum Tanah berada di seberang akses masuk utama Kebun Raya Bogor. Untuk mencapai tempat ini bisa menggunakan angkutan kota, taksi, ojek berbasis daring, dan kendaraan pribadi. “Kalau suka berjalan kaki, museum ini juga bisa dicapai dari Stasiun KA Bogor,” kata Arus. Apalagi sekarang trotoar di Bogor semakin luas dan nyaman untuk dilalui dengan berjalan kaki.
Arus mengatakan, siapa saja bisa berkunjung di Museum Tanah. Namun untuk rombongan besar sebaiknya menyampaikan pemberitahuan lebih dulu agar pengelola bisa menyediakan pemandu wisata. Pengunjung tidak dipungut biaya untuk masuk ke museum. Museum hanya beroperasi pada Senin hingga Jumat pada pukul 08.00-16.00.
Salah satu pengunjung, Andi Wildan, 17 tahun, mengatakan Museum Tanah menarik untuk dikunjungi. “Belum ada tempat lain yang memberikan informasi selengkap di Museum Tanah,” kata pelajar SMA Al Ihsan Jakarta Pusat itu. Apalagi lokasinya tidak jauh dari Museum Zoologi dan Kebun Raya Bogor.
Zidane Putra, 16 tahun, juga memberikan pendapat serupa. Menurut dia, informasi-informasi yang didapat dari Museum Tanah Bogor sangat lengkap. “Sayang sekali kalau bukanya hanya Senin sampai Jumat, padahal banyak masyarakat kita memiliki waktu luang di akhir pekan,” katanya.(*/Ind)