Berita Orbit

IMBAS BOIKOT PRODUK PRO-ISRAEL, PENJUALAN MEREK AS SEPI PEMBELI DI NEGARA ARAB

visit indonesia

JAKARTA – Gerakan boikot produk-produk asal perusahaan Barat yang terafiliasi dengan Israel di beberapa negara Arab mulai terlihat dampaknya. Beberapa cabang perusahaan Barat yang menjadi sasaran kampanye tampak sepi di Mesir, Yordania, Kuwait, hingga Maroko.
Produk yang menjadi sasaran adalah produk yang diproduksi perusahaan asal Israel maupun perusahaan yang dianggap pro dengan negara tersebut, termasuk di antaranya Starbucks dan McDonald’s. Perusahaan ini dianggap bersikap pro-Israel dan beberapa lainnya diduga memiliki hubungan keuangan dengan Israel maupun berinvestasi di sana.

&80 x 90 Image

Sejak agresi Israel ke Jalur Gaza memanas pada 7 Oktober 2023, seruan boikot yang beredar di media sosial yang menampilkan daftar produk sasaran meluas hingga mendorong pembeli untuk beralih ke produk alternatif lokal.

Mesir
Dilaporkan Reuters (22/11/2023), sebuah gerai makanan siap saji di Kairo tampak kosong pada suatu malam baru-baru ini. Hanya terlihat seorang pekerja yang membersihkan meja.

Di Mesir, boikot menjadi alternatif terbaik untuk menyuarakan dukungan pada Palestina di mana kecil kemungkinan bagi warga untuk demo turun ke jalan karena pembatasan keamanan.

Salah seorang warga Kairo, Reham Hamed, mengaku bahwa boikot adalah salah satu jalan terbaik yang bisa dilakukan masyarakat di luar Palestina untuk memberikan dukungan.

“Saya rasa, meskipun saya tahu ini tidak akan berdampak besar pada perang, tapi setidaknya ini yang bisa kita lakukan sebagai warga negara internasional agar kita tidak merasa tangan kita berlumuran darah,” kata pria berusia 31 tahun tersebut kepada Reuters.

Yordania
Di Yordania, warga mendukung gerakan boikot terlihat memasuki cabang-cabang McDonald’s dan Starbucks untuk mendorong pembeli tersebut untuk beralih ke tempat lain. Meski, hanya terlihat beberapa orang saja yang terlihat membeli di sana.

Tidak hanya itu, seruan memboikot merek detergen yang digunakan oleh tentara Israel pun meluas di negara tersebut. Ahmad al-Zaro, seorang kasir di sebuah supermarket besar Kota Amman mengaku, pelanggannya lebih memilih untuk membeli deterjen merek lokal.

“Tidak ada yang membeli produk-produk ini,” kata dia.

Seruan boikot juga terlihat efektif di Kuwait dan Maroko. Di Kuwait City pada Selasa (21/11/2023) malam, sekitar tujuh cabang Starbucks, McDonald’s, dan KFC di kota tersebut hampir semuanya tampak kosong.

Sementara di Rabat, ibu kota Maroko, seorang pekerja di cabang Starbucks mengatakan jumlah pelanggan menurun secara signifikan pada minggu ini. Meski demikian, pekerja dan perusahaan tidak memberikan angka pastinya.

Di sisi lain, partisipasi tidak merata dan dampaknya boikot terlihat kurang efektif di Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Tunisia.

Sebagian masyarakat masih menilai skeptis bahwa gerakan boikot dapat efektif. Salah satunya, pemilik kios di Kairo, Issam Abu Shalaby mengatakan boikot disebut gerakan kurang efektif untuk mendukung Palestina.

“Jika kami benar-benar ingin memboikot dan mendukung orang-orang ini (Palestina), kami angkat senjata dan berperang bersama mereka. Jika tidak, tidak (dilakukan sama sekali),” tandasnya.(*/Fa)

Loading...