KISAH TRAGIS YANG TERLUPAKAN CURUG SEMARANG DI WAY KANAN LAMPUNG
Apa yang pertama kali ada di benakmu soal Lampung? Way Kambas atau mungkin Pulau Pahawang? Memang gak salah kalau kamu menyebutkan keduanya, karena memang Lampung identik dengan kedua tempat wisata tersebut, di mana Way Kambas adalah tempat habitat gajah terbesar di Pulau Sumatera dan Pulau Pahawang adalah surga bagi para pecinta wisata bahari.
Tapi, apakah Lampung hanya tentang itu? Tentu saja tidak, karena provinsi yang terletak di ujung Pulau Sumatera itu masih menyimpan sejuta keindahan alam yang mengesankan dan membuat decak kagum, mulai dari pantai, air terjun, danau, hingga perbukitan.
Nah, salah satu daerah di Lampung yang menyimpan banyak keindahan alam menawan adalah kabupaten Way Kanan. Di kabupaten ini banyak terdapat air terjun yang eksotis, jadi gak mengherankan bila banyak para traveler yang menyebutnya sebagai Negeri Seribu Air Terjun. Salah satu air terjun yang cukup menawan di Way Kanan adalah Curup Semarang.
Meskipun bernama Curup Semarang, air terjun ini bukan berarti berada di ibu kota Jawa Tengah tersebut. Secara administratif, Curup Semarang berada di desa Bhakti Negara, kecamatan Baradatu, kabupaten Way Kanan, Lampung. Jika datang dari ibu kota Lampung, Bandar Lampung, kamu masih harus menempuh perjalanan sejauh 175 km menuju ke arah barat laut dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam perjalanan darat.
Namun jika datang dari pelabuhan Bakauheni yang berada di Lampung Selatan, para pengunjung harus menempuh perjalanan sejauh 252 km. Meskipun perjalanannya cukup jauh, namun akses yang sudah memadai akan membuat perjalananmu tak terasa melelahkan. Hanya saja beberapa km jelang sampai di lokasi, akses jalan cukup sempit, karena air terjun yang satu ini tak lagi dikelola dengan baik.
Selain disebut dengan Curup Semarang, air terjun ini juga dinamakan sebagai Air Terjun Kayu Agung. Dinamakan demikian karena dahulu sekitar tahun 1970’an, di sekitar lokasi air terjun sempat terdapat perkampungan yang didiami 15 anggota keluarga, dan menamakan kampungnya sebagai Kayu Agung. Selain itu, air terjun ini juga dinamakan sebagai Air Terjun Kartika, namun tidak ada yang tahu alasan pastinya kenapa dinamakan demikian.
Air Terjun Curup Semarang hanya memiliki ketinggian sekitar 10 meter dan lebar kurang lebih 12 meter. Meskipun tidak terlalu besar, namun air terjun ini tetap terlihat menawan dengan adanya tebing yang berundak. Air yang mengalir dari hulu sungai jatuh melewati tebing yang berundak, terlihat sangat menawan dan instagenik. Pokoknya kamu dijamin tak akan menyesal berkunjung ke tempat yang satu ini.
Di sekitar air terjun, para pengunjung akan disuguhkan pemandangan hijau dari areal persawahan milik warga. Bersantai sembari menikmati suara gemericik air terjun dan melihat bentang alam hijau areal persawahan adalah pilihan yang pas untuk menghabiskan waktu di Curup Semarang.
Dahulu, Curup Semarang adalah salah satu destinasi wisata favorit bagi warga Way Kanan. Hampir di setiap hari libur atau akhir pekan, air terjun ini selalu dipenuhi oleh para pengunjung, menciptakan suasana riuh berbaur dengan alam yang damai. Namun, sayangnya kini tak lagi banyak pengunjung yang datang menyambanginya, alasannya karena debit air yang tidak sebesar dulu dan semakin banyaknya destinasi wisata baru di Way Kanan yang lebih menjanjikan.
Semakin sepinya pengunjung membuat Curup Semarang tidak lagi dikelola dengan baik, tidak banyak fasilitas penunjang yang tersedia di sana, termasuk toilet atau pun warung penjual makanan. Oleh sebab itu, sebelum berkunjung ke sana ada baiknya mempersiapkan perbekalan dari rumah. Melihat dari potensi wisata yang dimilikinya, sebenarnya sangat disayangkan apabila Curup Semarang tidak dikelola dengan baik.
Bagaimana, apakah kamu tertarik berkunjung ke Curup Semarang alias Air Terjun Kartika? Dari pada harus berwisata jauh ke luar negeri, tidak ada salahnya menikmati keindahan alam di dalam negeri, terutama yang dimiliki oleh kabupaten Way Kanan, salah satunya adalah Curup Semarang. Tapi ingat, selalu jaga kebersihan dan ekosistem alam!(*/Ndo)