Gaya Hidup

MELIHAT ORGASME PRIA DAN WANITA DARI KACAMATA SAINS

visit indonesia

JAKARTA – Men are from Mars, Women are from Venus. Dalam buku itu, John Gray, penulis sekaligus konselor hubungan, menggarisbawahi perbedaan jalan pikiran antara pria dan wanita.
Ternyata tak hanya jalan pikiran yang berbeda. Menurut banyak studi, orgasme antara pria dan wanita juga berbeda satu sama lain.

&80 x 90 Image

Dilansir ASAP Science, wanita memiliki orgasme yang durasinya jauh lebih panjang dibandingkan pria, yaitu sekitar 20 detik atau lebih. Sementara pria hanya sekitar tiga sampai 10 detik saja.
Dalam sebuah studi pada 2006 yang mempelajari data dari Australian Study of Health and Relationships, ditemukan bahwa pria jauh lebih mudah mendapatkan orgasme dibandingkan wanita saat berhubungan seks.
Dijelaskan dalam studi tersebut, 95 persen pria bisa mencapai orgasme saat hubungan seks, sementara hanya 69 persen wanita yang bisa mengalami orgasme saat berhubungan seks.

Wanita sepertinya memang agak sulit untuk bisa mendapatkan klimaks orgasme. Hal ini didukung oleh hasil studi lain yang menemukan, wanita dalam hubungan heteroseksual memiliki jumlah orgasme yang lebih rendah.

Studi yang dipublikasikan di The Journal of Sexual Medicine itu mempelajari warga AS berumur antara 21-26 tahun. Dalam studi tersebut ditemukan juga bahwa orientasi seksual mempengaruhi jumlah orgasme yang wanita alami.
Pria dengan orientasi seks homoseksual ternyata dilaporkan memiliki tingkat orgasme yang sama dengan pria yang memiliki orientasi seks heteroseksual.

Sementara itu, dibandingkan dengan pasangan pria-wanita heteroseksual dan pria homoseksual, pasangan wanita dengan orientasi homoseksual justru mengalami orgasme 12 persen lebih tinggi.
Dalam studi ini, 25 persen wanita dengan orientasi homoseksual mengatakan mereka mengalami orgasme tiap kali melakukan hubungan seksual. Dan hampir setengah dari mereka mengatakan bahwa mereka mengalami orgasme 75 persen setiap kali melakukan hubungan seksual.

Orgasme pada Wanita

Tak hanya itu, pasangan lesbian juga dilaporkan melakukan hubungan seks lebih panjang, dengan rata-rata mencapai waktu antara 30 hingga 45 menit dibandingkan dengan pasangan heteroseksual yang hanya antara 15 sampai 35 menit.
Lamanya hubungan seks dari pasangan lesbian bisa menjadi penjelasan mengapa mereka bisa memiliki orgasme yang rata-rata lebih tinggi.

Selain dari orientasi seksual, menurut sebuah studi lain yang dipublikasikan di jurnal Nature pada 2005, genetika juga bisa mempengaruhi orgasme pada wanita.
Studi ini mempelajari wanita kembar dan menemukan bahwa genetika dapat memprediksi sepertiga dari kemungkinan wanita untuk mengalami orgasme saat hubungan seks.

Kemiripan Orgasme Pria dan Wanita
Dari laporan ASAP Science juga, disebutkan bahwa jenis genital yang orang miliki tidak mempengaruhi rasa dari orgasme. Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Human Brain Mapping dijelaskan bahwa saat orgasme, otak manusia, baik pria maupun wanita, menunjukkan aktivitas yang serupa.
Bagian korteks orbitofrontal lateral di otak, yang mengkontrol kemampuan tubuh untuk mengendalikan diri, ditemukan berhenti bekerja saat orgasme.
Ada kemiripan lain pada orgasme pria dan wanita. Kedua gender ini mengalami rasa kantuk yang sama setelah mengalami orgasme.

Dijelaskan bahwa hal ini karena terjadinya peningkatan pada hormon prolaktin yang menyebabkan kantuk. Setelah melakukan hubungan seks, tubuh akan mengeluarkan hormon prolaktin empat kali lebih besar.

Kemiripan lainnya adalah orgasme saat tidur atau yang dikenal dengan mimpi basah. Ternyata hal tersebut tak hanya terjadi pada pria. Dalam sebuah studi di The Journal of Sex Research ditemukan bahwa 37 persen wanita juga mengalami hal ini.
Selain mimpi basah, ada juga fenomena lain yang awalnya diduga hanya terjadi pada salah satu gender saja, yakni orgasme ganda. Orgasme ganda yang disangka hanya bisa dialami wanita ternyata juga bisa dialami oleh pria.

Meski biasanya orgasme pada pria terjadi bersamaan dengan ejakulasi, dalam sebuah hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Archives of Sexual Behavior ditemukan bahwa pria bisa mengalami orgasme non-ejakulasi yang bisa terjadi sebelum atau sesudah ejakulasi.
Jadi, meski rangsangan seksual untuk pria dan wanita bisa berbeda-beda, orgasme pada dua gender ini ternyata tidak begitu berbeda satu sama lain.(*/Fet)

Loading...