PELAKU SEKS BEBAS DI INTAI 4 PENYAKIT MENULAR DAN BERBAHAYA
JAKARTA – SAAT ini kata Thank Base, FWB, ONS cukup populer di media massa. Kata-kata ini merupakan jenis kencan yang mengutamakan kebebasan seksual.
Bagi orang yang suka melakukan seks bebas dengan berganti-ganti partner, ternyata ada bahaya yang mengintai, yakni terkena penyakit seksual menular.
Dilansir dari Womenshealthmag, Pakar Kesehatan Jennifer Wider, MD menjelaskan, terdapat empat penyakit menular seksual (PMS) yang perlu diketahui dan diwaspadai mereka yang sering melakukan hubungan seks tidak sehat, dengan banyak orang.
1. Kankroid
PMS ini ditandai dengan luka atau borok pada alat kelamin Anda. Luka mulai dengan benjolan kecil dan dapat tumbuh menjadi borok seukuran lima sentimeter dalam waktu dua hari. Kondisi ini dapat menyebabkan seks terasa menyakitkan atau perdarahan saat berhubungan intim.
Anda juga bisa menemukan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah pangkal paha dan di bawah pusar. Untuk mendiagnosa PMS ini, kebanyakan dokter akan mencari luka, tapi terkadang tes lebih lanjut diperlukan. Sementara, pengobatannya cukup mudah dengan pengobatan antibiotik.
2. Moluskum kontagiosum
Ini disebabkan penyebaran virus PMS dari kulit ke kulit, bahkan tanpa melalui hubungan seksual. Sebenarnya, itu adalah masalah infeksi kulit yang umum, yang bisa didapat anak-anak. Tapi ketika virus menjangkit pada alat kelamin Anda, itu dianggap sebagai PMS.
Gejala PMS ini ditandai dengan benjolan berisi cairan yang terus bertambah di alat kelamin Anda. Mereka dapat sekecil kepala peniti atau sebesar penghapus pensil. Biasanya, benjolan tidak sakit, tapi mereka bisa terasa gatal.
Dokter dapat mendiagnosis PMS ini dengan melihat ruam yang ada di bagian tubuh tertentu. Beberapa dokter hanya akan membekukan bisul dan memberi resep obat krim.
3. Cytomegalovirus (CMV)
Ini adalah virus yang berhubungan penyebab cacar air, herpes simpleks, dan mononukleosis. Virus ini menyebar dari orang ke orang melalui cairan tubuh, seperti darah, air liur, urin, air mani, air susu ibu, dan melalui plasenta.
Kebanyakan orang tidak menunjukkan gejala. Namun, dalam kasus akut, CMV dapat menyebabkan gejala seperti demam, sakit tenggorokan, kehilangan nafsu makan, kelelahan, dan pembesaran kelenjar getah bening.
Karena PMS ini disebabkan virus, antibiotik tidak akan bekerja. Virus ini biasanya sembuh sendiri melalui sistem tubuh Anda. Tapi dalam kasus yang parah, obat antivirus telah diketahui efektif. Setelah Anda terinfeksi CMV, virus bisa tertinggal dalam tubuh (mirip seperti herpes).
4. Limfogranuloma venereum
Ini adalah infeksi kronis pada sistem limfatik Anda. Disebabkan oleh tiga strain bakteri, salah satunya strain yang menyebabkan klamidia genital, PMS ini dapat menyebabkan nyeri perut bagian bawah, diare, pembengkakan kelenjar getah bening, dan gerakan usus yang menyakitkan.
Biasanya, dokter akan mengambil biopsi dari kelenjar getah bening Anda terlebih dahulu. Kemudian, Anda harus minum antibiotik selama sekitar satu minggu. Setelah itu, Anda bisa pulih.(*/Ta)