Kesehatan

STUDI: DIARE DIKLAIM BISA JADI GEJALA AWAL COVID-19

visit indonesia

JAKARTA – Studi terbaru menunjukkan, sebagian pasien positif infeksi virus corona (Covid-19) mengalami gejala awal berupa gangguan pencernaan, terutama diare.

&80 x 90 Image

Penelitian ini mendapati pasien positif Covid-19 dengan gejala awal diare memiliki penyakit yang ringan. Gejala pernapasan seperti batuk atau pilek muncul setelahnya. Beberapa bahkan tidak mengalami gejala pernapasan.

Peneliti lalu menyarankan agar setiap orang maupun dokter menyadari bahwa diare dapat menjadi tanda awal Covid-19, terutama bagi mereka yang pernah kontak dengan pasien positif.

“Setidaknya harus segera mempertimbangkan penyakit ini. Kegagalan untuk mengenali pasien-pasien ini sejak dini dan seringkali dapat menyebabkan penyebaran penyakit tanpa disadari,” tulis peneliti dalam penelitian mereka, yang publikasikan di The American Journal of Gastroenterology, melansir Live Science.

Hasil penelitian ini didapat setelah peneliti menganalisis 206 pasien di Wuhan, China. Pasien yang diteliti memiliki kriteria gejala ringan hingga sedang, tanpa kesulitan bernapas.

Hasilnya, 23 persen pasien memiliki gejala pencernaan saja, 43 persen memiliki gejala pernapasan saja, dan 33 persen memiliki gejala pencernaan dan pernapasan.

Dari semua pasien dengan gejala gangguan pencernaan, 20 persen diantaranya merasakan diare sebagai gejala awal Covid-19.

Diare itu terjadi pada hari pertama hingga ke-14, dengan rata-rata berdurasi lima hari. Sepertiga pasien dengan gangguan pencernaan tidak pernah merasakan demam.

Peneliti mengatakan, pasien dengan gejala gangguan pencernaan cenderung mencari pengobatan lebih lambat dibandingkan dengan yang memiliki gejala pernapasan.

Pasien Covid-19 dengan gejala pencernaan juga membutuhkan waktu lebih lama untuk menghilangkan virus dari tubuh mereka, yakni rata-rata 41 hari ketimbang 33 hari pada gejala pernapasan.

Orang dengan gejala pencernaan juga memiliki virus dalam feses yakni 73 persen sampel feses positif Covid-19. Pada orang dengan gejala pernapasan saja, hanya 14 persen sampel tinja yang positif. Kendati demikian, peneliti tidak bisa memastikan apakah virus corona menginfeksi saluran pencernaan.

Peneliti mengakui bahwa penelitian ini relatif kecil dan diperlukan studi yang lebih besar untuk menggambarkan gejala pencernaan pada pasien dengan Covid-19 ringan.

Temuan ini dinilai penting karena sejumlah orang tidak memiliki gejala demam, batuk, dan sesak napas, tapi berpotensi menyebarkan Covid-19 pada orang lain.

Penelitian ini bukan yang pertama melaporkan gejala pencernaan sebagai tanda Covid-19. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa 50 persen pasien melaporkan mengalami gejala pencernaan. Namun, penelitian ini fokus pada pasien dengan gejala Covid-19 yang parah.(*/Nia)

Loading...