TANJUNGPINANG, KEINDAHAN DAN PESONA YANG TAKKAN TERLUPAKAN
TANJUNGPINANG – Tanjungpinang dianugerahi berbagai tempat wisata menarik. Di kota inilah tempat sastrawan Raja Ali Haji berproses dan membawa sastra Indonesia bergema.
Tanjungpinang beberapa kali berubah status. Mulai sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga, ibukota kabupaten Riau Kepulauan, dan akhirnya ditetapkan menjadi sebuah kota administratif dan menjadi ibukota dari provinsi Kepulauan Riau.
“Dari Tanjungpinang pula cikal bakal bahasa persatuan Bahasa Indonesia yaitu Bahasa Melayu dilahirkan,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Boeralimar, (8/6/2019).
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, Tanjungpinang memang keren. Tahun 2018 Tanjungpinang berada di peringkat 7 destinasi wisata halal unggulan, maka tahun 2019 sudah naik derajat menjadi peringkat 3.
“Rugi pokoknya kalau belum berwisata di Tanjungpinang,” kata Menpar Arief Yahya.
Mari kita kupas satu per satu destinasi paling yahud untuk liburan di Tanjungpinang.
1. Pulau Penyengat
Adalah pulau kecil yang berada tepat di depan Tanjungpinang. Di pulau ini terdapat berbagai peninggalan bersejarah, di antaranya adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi.
Bagian yang menyenangkan dari kunjungan ke Pulau Penyengat adalah menuju ke sana harus menaiki perahu atau pompong.
Kita bisa menyewa perahu dari dermaga utama di Tanjungpinang, dengan harga Rp 14.000/orang untuk perjalanan pulang dan pergi. Dibutuhkan waktu sekitar 15 menit menyeberangi perairan yang biasanya cukup tenang.
2. Laman Boenda Tepi Laut
Berada di tepi laut, Laman Boenda begitu diminati penduduk lokal untuk bersantai. Dari sini bisa menikmati pemandangan kapal dari Batam, Singapura dan Malaysia berlalu lalang dan bersandar di Pelabuhan Sri Bintan Pura.
Didesain sebagai ruang rekreasi keluarga, taman ini tak pernah sepi pengunjung. Permainan anak-anak juga disediakan, sarana olah raga dan juga pemadangan yang dimilikinya.
3. Gedung Gonggong
Dekat Laman Boenda kita bisa menuju Gedung Gonggong. Bangunan ini bentuknya seperti siput dan dijadikan sebagai pusat informasi pariwisata Kepri sekaligus museum kebudayaan.
Sepintas, bangunan ini mengingatkan kita akan Keong Mas di Taman Mini Indonesia Raya, Jakarta. Dibalut dengan atap berwarna emas, Gedung Gonggong didesain menyerupai siput laut, dengan dinding yang terbuat dari kaca gelap.
Gedung tersebut terdiri dari dua lantai, dilengkapi dengan televisi yang menampilkan selayang pandang Tanjungpinang. Di lantai basement terdapat toko oleh-oleh yang menjajakan makanan dan kerajinan khas Tanjungpinang.
4. Tugu Pensil
Taman Tugu Pensil adalah sebuah tugu berbentuk pensil. Awalnya tugu ini dibangun sebagai simbol pemberantasan buta huruf dan penghargaan untuk Kota Tanjungpinang. Penghargaan karena bisa membebaskan warganya melalui program Pemberantasan Buta Huruf (PBH) pada tahun 1960-an.
Letaknya di Jalan Haji Agus Salim. Lokasinya yang berada di tepian pantai dahulu disebut daerah Kampung Jawa.
Tugu Pensil berbentuk tugu putih tegak berdiri dengan ujung tugu seperti ujung pensil yang runcing dan disertai bagian bawah yang tidak langsung menyentuh tanah namun diberi alas limas terbalik.
5. Pantai Tanjung Siambang
Pantai Tanjung Siambang berada di Pulau Dompak. Dikenal sebagai pantai Sri Arjana. Bibir pantai masih sangat aman meski ombak lautan seang besar. Cocok untuk area bermain anak-anak, mencari siput atau berbagai jenis kerang.
Ada sebuah dermaga yang menjorok ke tengah lautan. Dermaga itu menghubungkan masyarakat ke pulau-pulau kecil di sekitarnya. Sekaligus tempat bersantai sambil menikmati matahari tenggelam.
Biasanya tempat ini dijadikan lokasi Festival Bahari Kepri setiap tahunnya. Berbagai atraksi diperlombakan, misalnya lomba jong. Untuk menuju Tanjung Siambang, hanya menempuh jarak kurang dari 20 km dari Tanjung Pinang. Dengan bermotor santai, waktu tempuh tak sampai 1 jam.
6. Jembatan Sei Carang
Jembatan Sei Carang menjadi penghubung dua kawasan, dari Tanjungpinang ke Kampung Bugis dan Senggarang. Jembatan ini akhirnya memiliki fungsi lain sebagai tempat rekreasi karena keindahannya.
Tampilannya penuh warna mampu menyihir siapapun untuk mendekat, kemudian menikmati keindahannya. Panjang jembatan 225 m. Jika malam hari, dihiasi dengan lampu-lampu LED warna warni.
Letaknya di Hulu Riau yang merupakan jalur perdagangan yang begitu pesat pada zaman kerajaan Melayu. Menjadi tempat berdirinya istana-istana megah seperti yang berada di Kota Rebah atau Kota Lama.(*/Dhan)