5 TANDA KESEHATAN JIWA MENURUN SELAMA PANDEMI CORONA
Saat andemi COVID-19 seperti sekarang, kesehatan jiwa sangat mudah terkena dampak. Makanya, jangan heran kalau banyak yang panik dan takut berlebih.
Hal itu juga yang coba disampaikan Psikolog Profesional Ade Iva Wicaksono. Menurutnya, semakin banyak orang yang tidak berpikiran positif menyikapi COVID-19, semakin banyak orang yang tak lagi stabil kesehatan jiwanya.
“Saat pandemi COVID-19 seperti sekarang, yang sangat terganggu itu kesehatan jiwa. Orang jadi mudah cemas, stres meningkat, atau juga ketakutan berlebih. Contoh sederhananya, flu doang tapi panik berlebihan,” paparnya pada Okezone melalui sambungan telepon, Selasa 31 Maret 2020.
Karena itu, sambung Ade, sangat penting bagi Anda untuk awas atau menyadari dengan penuh kesehatan jiwanya. Nah, dalam kesempatan ini, Ade coba menjelaskan beberapa tanda yang dapat menjadi indikator apakah kesehatan jiwa Anda menurun atau tidak saat pandemi COVID-19 ini.
Apa saja?
1. Makan berlebihan atau malah sangat sedikit
Hal yang harus disadari adalah saat Anda makan. Jika sebelumnya makan Anda sedikit lalu tiba-tiba banyak, atau sebaliknya, Anda kehilangan selera makan, perlu diperhatikan, itu bisa jadi indikator kalau kesehatan mental Anda sedang turun. Ada masalah yang sedang Anda hadapi dan jadi beban pikiran.
2. Merasa kehilangan tenaga
Mereka yang suka berkata, ‘Aku tim rebahan nasional’, merasa capek berlebih, males, atau lemas kehilangan tenaga, itu juga jadi indikator bahwa kesehatan jiwa Anda sedang turun.
3. Durasi tidur jadi lebih panjang
Jika Anda biasanya tidur jam 23.00 lalu bangun pukul 4.00, tapi sekarang jadi lebih siang bangunnya dengan jam tidur yang sama, ini pun indikator penurunan kesehatan jiwa. “Kondisi ini kerap nggak dirasain banyak orang,” tegas Ade.
4. Mood Swing
Menurut Ade, kondisi ini mungkin sudah sangat disadari banyak orang. Jadi, Anda mudah sekali tersinggung lalu kemudian bersikap sebaliknya hanya dalam waktu singkat. Kondisi ini pun menandakan kesehatan jiwa Anda sedang turun.
5. Mudah marah
Saat pandemi COVID-19 seperti secara, sadar atau tidak banyak sekali orang di media sosial marah-marah. Semua dianggap salah, perasaan ini muncul karena merasa ‘helpless’. Kalau Anda merasa hal ini, Ade pun mengatakan bahwa itu merupakan indikator penurunan kesehatan jiwa.
“Oleh karena itu, support each other menjadi sangat penting sekarang. Terus berpikir positif juga jadi kunci agar mendapatkan kesehatan jiwa. Percayalah bahwa dari setiap masalah ada sisi baiknya dan ingat COVID-19 bisa disembuhkan,” pesannya.(*/Nia)