FIRAUN YANG MANA TENGGELAM SAAT MENGEJAR NABI MUSA AS? INI KATA ULAMA
Kisah Firaun yang tenggelam di laut merah saat mengejar Nabi Musa telah terungkap dalam sejarah. Para ulama pun saling berpendapat mengenai siapa atau Firaun ke berapa yang tenggelam itu.
Firaun sendiri merupakan julukan bagi pemimpin atau raja-raja Mesir Kuno kala itu. Sehingga ketika merujuk kisah Firaun dan Nabi Musa, maka timbul pertanyaan mengenai Firaun yang manakah yang ditenggelamkan pada saat mengejar Nabi Musa?
“Para ulama saling berbeda pendapat, apakah itu Firaun pertama atau Firaun kedua? Pada masa kelahiran Nabi Musa, itu adalah Firaun pertama. Sedangkan waktu ditenggelamkan, itu adalah anak Firaun pertama (Firaun kedua/Ramses ll),” kata KH Ahsin Sakho dalam kajian live streaming, di Ahsin Sakho Center, Rabu (17/1/2024).
Kiai Ahsin menjelaskan bahwa hancurnya Firaun dengan cara tenggelam adalah sebuah kisah yang perlu menjadi pelajaran kepada umat manusia generasi setelahnya. Bahwa kesombongan yang dilakukan Firaun hanya akan menghadirkan siksa yang perih.
Saking sombongnya Firaun, kata Kiai Ahsin, ia menyebut sungai-sungai di Mesir itu berada di dalam genggamannya. Firaun juga kerap mengaku dirinya sebagai Tuhan dan menganggap bahwa tiada yang lebih tinggi melainkan dia seorang.
“Firaun itu mengklaim bahwa semua sungai-sungai yang ada di Mesir itu ada dalam kendali atau genggamannya. Bahkan dia bilang, ‘Aku adalah Tuhanmu’, dia merasa dirinya bukan manusia. Akhirnya karena kesombongannya, justru ia ditenggelamkan oleh air,” kata Kiai Ahsin.
Tenggelamnya Firaun
Dalam Alquran ditemukan sekitar 30 kali Allah SWT menguraikan kisah Nabi Musa dan Firaun. Yang mana itu adalah suatu kisah yang tidak dikenal pada masa itu kecuali melalui kitab Perjanjian Lama.
Tetapi satu hal yang menakjubkan adalah bahwa Nabi Muhammad SAW, melalui Alquran, telah mengungkap suatu perincian yang sama sekali tidak diungkap oleh satu kitab pun sebelumnya. Bahkan tidak diketahui kecuali yang hidup pada masa terjadinya peristiwa tersebut, yakni pada abad ke-12 SM atau sekitar 3.200 tahun yang lalu.
Allah berfirman dalam Alquran Surat Yusuf ayat 90-92 yang artinya, “Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut. Mereka pun diikuti oleh Firaun dan tentaranya, karena mereka hendak menganiaya dan menindas (Bani Israil).
Ketika Firaun telah hampir tenggelam berkatalah dia, ‘Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang disembah oleh Bani Israil dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)’. (Allah menyambut ucapan Firaun ini dengan berfirman), ‘Apakah sekarang baru kamu percaya) padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
Hari ini Kami selamatkan badanmu, supaya kamu menjadi pelajaran bagi (generasi) yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”
Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Mukjizat Alquran mengatakan, yang perlu digarisbawahi dalam konteks ayat tersebut adalah firman-Nya yang berbunyi, “Hari ini Kami selamatkan badanmu, agar engkau menjadi pelajaran bagi generasi yang datang sesudahmu.”
Memang, orang mengetahui bahwa Firaun tenggelam di Laut Merah ketika mengejar Nabi Musa AS dan kaumnya. Tetapi menyangkut keselamatan badannya dan menjadi pelajaran bagi generasi sesudahnya merupakan satu hal yang tidak diketahui siapapun pada masa Nabi Muhammad, bahkan tidak disinggung oleh Perjanjian Lama dan Baru.(*/Da)