Kesehatan

LIMA SEBAB WANITA LEBIH BERISIKO MIGRAIN

visit indonesia

JAKARTA – Migrain lebih mungkin dialami perempuan daripada laki-laki. Ada beberapa alasan mengapa perempuan lebih sering mengalami migrain. Mayoritas penyebab migrain pada perempuan karena dipengaruhi faktor hormonal.

&80 x 90 Image

Migrain bukanlah sakit kepala biasa. Penderita migrain bukan saja mengalami kepala berdenyut-denyut, melainkan juga acap disertai mual, penglihatan kabur, dan sensitif terhadap bau, cahaya, serta suara.

Pada usia anak-anak, prevalensi sakit kepala pada perempuan dan laki-laki relatif sama. Namun, pada usia dewasa, prevalensi migrain pada perempuan lebih tinggi tiga kali lipat ketimbang laki-laki.
Studi menunjukkan faktor hormonal berperan dalam migrain pada perempuan. Memasuki usia dewasa, perempuan mulai memproduksi hormon estrogen. Perubahan ini memicu munculnya gejala migrain.

Berikut 5 penyebab migrain pada perempuan.

1. Menstruasi
Migrain pada perempuan kerap terjadi saat menstruasi atau dikenal juga dengan menstrual migrain. Migrain ini umumnya terjadi pada dua hari sebelum hingga tiga hari setelah menstruasi dimulai.

Dikutip dari Migrain Research Foundation, sekitar 7-19 persen perempuan mengalami migrain menstruasi. Fluktuasi hormon saat haid diduga jadi penyebab migrain.
Migrain saat menstruasi dapat diobati menggunakan obat yang sama dengan jenis migrain lainnya.

2. Kontrasepsi hormonal
Penggunaan kontrasepsi hormonal dapat menimbulkan migrain pada perempuan. Kontrasepsi oral juga bisa memicu migrain pada perempuan, terutama yang memiliki riwayat keluarga migrain. Penggunaan kontrasepsi mempengaruhi hormon dalam tubuh sehingga memunculkan gejala migrain.
Namun, perlu dicatat efek kontrasepsi hormonal sangat beragam. Tidak semua yang menggunakan alat kontrasepsi ini merasakan migrain, beberapa justru dapat merasa lebih sedikit sakit kepala, dan lainnya tidak memiliki efek samping sama sekali.

3. Kehamilan
Studi menunjukkan 15 persen perempuan mengalami migrain yang memburuk pada trimester pertama. Masa-masa kehamilan membuat tubuh mengalami banyak perubahan sehingga bisa menimbulkan gejala migrain.

4. Menopause
Migrain sering memburuk saat perimenopause atau masa transisi sebelum menopause. Fluktuasi hormon yang sangat tinggi di masa ini membuat migrain kian parah.
Namun, prevalensi migrain justru menurun saat menopause. Hal ini terjadi karena perempuan sudah tidak lagi haid dan hormon berhenti berfluktuasi. Migrain membaik bahkan hilang pada sekitar 67 persen perempuan setelah menopause.

5. Lanjut usia
Beberapa perempuan justru mengalami migrain pertama kali saat memasuki usia 60-65 tahun. Penyebab migrain yang muncul di usia tua perlu dikonsultasikan pada dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Memahami penyebab migrain pada perempuan dapat membantu mengantisipasi migrain yang terjadi.(*/Ni)

Loading...