Kesehatan

PENYEBAB SIFILIS, TAK HANYA SUAMI SUKA JAJAN TAPI ISTRI TAK SETIA JUGA

visit indonesia

Sifilis atau raja singa dilaporkan angka kasusnya melonjak dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, dari 12 ribuan kini menembus angka 21 ribuan hingga 2022 lalu.

&80 x 90 Image

Berangkat dari kasus tersebut, Dokter Spesialis Andrologi dan Seksologi di RS Pondok Indah, Dr. dr. Silvia Werdhy Lestari, M.Biomed, Sp. And mengungkapkan, ada salah satu fakta lain terkait penyakit sifilis.

Tidak banyak yang tahu, ternyata penyakit sifilis bisa menjadi salah satu penyebab fertilitas alias gangguan kesuburan reproduksi, baik bagi pria maupun wanita.

“Jadi saya juga pernah dikirim pasien dari dokter Obgyn yang punya masalah infertilitas dan ternyata ada masalah penyakit begininya (sifilis). Bisa saja dari keputihannya, infeksi saluran telur atau salpingitisnya, itu semua bisa jadi salah satu tanda ya,“ ujar dr.Silvia, saat diwawancara di kawasan Cikini.

Meski belakangan peningkatan kasus sifilis pada ibu rumah tangga disebutkan karena perilaku ‘jajan’ suami, namun menurut dr.Silvia, presentase sumber penularan sifilis justru bisa bersumber dari perilaku seks kedua belah pihak yang cenderung suka gonta-gangi pasangan.

“Bukan hanya dari perilaku cowok yang suka jajan yang saya temui. Justru saya sehari-hari mendapatkan pasutri yang bukan punya kebiasaan jajan, tapi lebih ke tukar-tukar pasangan, jadi sumbernnya nggak hanya dari laki saja, perempuan juga,” ungkapnya.

“Karena perilaku atau tren tukar-tukar pasangan pasti mau enggak mau mereka jadi nggak sehat. Misalnya dua-duanya cenderung punya kebiasaan selingkuh. Bahkan kasus wanita yang selingkuh banyak loh,” tuturnya.

Dokter Silvia lantas menjelaskan bagaimana penyakit sifilis bisa mempengaruhi infertitas seseorang. Pasalnya, bakteri hingga virus pada penyakit sifilis bisa mengancam kesehatan reproduksi seseorang. Hal itu bahkan bisa terdeteksi saat pemeriksaan.“Ya gambarannya misalnya pada laki-laki spermanya aja bakterinya tinggi. Pas diperiksa virusnya ada, ininya ada,” ungkapnya.

“Jadi berkaitan ke reproduksi sama dia bisa naik infeksinya, bikin salurannya juga infeksi, namanya tadi epididimitis pas defense juga infeksi, akhirnya spermanya turun jumlahnya, atau tetap keluar tapi geraknya yang kurang atau DNA-nya yang rusak,” paparnya lagi.

Dokter Silvia pun menegaskan, bahwa infeksi penyakit sifilis menjadi salah satu penyumbang terbesar kerusakan DNA pada organ reproduksi.

“Jadi begitu ya, infeksi (penyakit sifilis) harus enggak ada, begitu juga pasien HIV sudab jelas ya akan mempengaruhi jumlah sperma atau juga kesuburan pada wanita. Pasti kasusnya akan begitu kalau kita lebih kurang dari 3 partner, multi partner begitu gambarannya. Belum lagi kalau dicek nanti juga HIV positif,” tandasnya.(*/Ta)

Loading...